Google

17 Januari 2009

ALGORITMA BERBAHAYA BAGI PENALARAN SISWA

Fenomena maraknya kemunculan cara-cara cepat untuk menyelesaikan soal-soal matematika menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Pendapat yang kontra biasanya dari kalangan pendidik matematika yang memegang teguh akan pentingnya konsep. Mereka menyatakan bahwa sebenarnya cara cepat merupakan pembodohan bagi siswa. Dikatakan pembodohan karena cara cepat menghilangkan konsep-konsep matematika. Padahal konsep-konsep itu diperlukan oleh siswa untuk mempelajari materi matematika di jenjang selanjutnya.

Sedangkan yang pro terhadap cara cepat menyatakan bahwa kebanyakan siswa tidak memahami dengan baik matematika. Begitu banyak rumus yang perlu siswa hapal dan sulitnya bagi mereka memahami langkah-langkah penggunaannya. Kalau dibiarkan maka dapat dipastikan nilai ujian mereka rendah. 

Terlepas dari kedua pendapat di atas, kita menyadari bahwa konsep matematika itu penting namun pembelajarannya di sekolah saat ini lebih banyak menekankan pada rumus dan urutan langkah pengerjaan (algoritma). Siswa-siswa kebanyakan hanya diajarkan untuk mengingat rumus dan menggunakannya dalam urutan langkah-langkah yang harus diikuti. Mungkin kalau pembaca pernah mengenyam matematika di sekolah tentunya pernah mengalami dan merasakannya. Ingat rumus dan ingat langkah menggunakannya.

Seharusnya, mengajarkan matematika dengan algoritma tidak sepenuhnya diterapkan kepada siswa. Algoritma membahayakan bagi pengembangan pemikiran dan penalaran perhitungan seorang anak. Bahkan yang lebih parah lagi, algoritma akan terus mengekang seorang anak. Artinya anak tidak akan bisa lepas dari algoritma yang telah diajarkan.

Mungkin pembaca dapat merasakan pada dirinya sendiri. Setelah kita belajar matematika biasanya dilanjutkan mengerjakan soal. Untuk menyelesaikan soal, pasti kita berupaya mengikuti langkah-langkah yang telah diajarkan oleh guru. Benar gak? Kalau iya itu artinya nalar kita tidak jalan karena hanya mengikuti apa yang telah diajarkan. Kalaupun kita bernalar, pasti kita tidak bisa melepaskan diri dari langkah-langkah yang diberikan oleh guru. Akibat yang paling sering kita rasakan, kalau kita mengalami kebuntuan mengerjakan soal maka biasanya kebanyakan dari kita menyerah karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. 

Tidak jalannya nalar kita juga tercermin saat lupa suatu rumus. Saat itu terjadi maka yang kita lakukan biasanya berusaha mengingat-ingat rumusnya, bukannya berusaha mencoba memikirkan dan bernalar bagaimana menyelesaikan soal. Sekali lagi, benar kan?. Disinilah letak bahayanya. Algoritma membelenggu penalaran seorang anak.

Pembelengguan penalaran inilah yang juga memunculkan pendapat kebanyakan orang bahwa sepertinya matematika itu lepas dari kehidupan. Pendapat ini terjadi karena kita sangat jarang menyelesaikan permasalahan dengan rumus atau harus dengan urutan langkah tertentu. Wajarkan pendapat seperti ini?

Oleh karena itu sudah sepantasnya paradigma pembelajaran matematika di sekolah diubah. Dari paradigma pembelajaran matematika yang menekankan hanya mengajarkan rumus dan langkah cara mengerjakan soal ke paradigma pembelajaran yang menekankan pada aspek penalaran siswa. Yaitu paradigma pembelajaran yang menghubungkan matematika dengan masalah-masalah kehidupan sehari-hari dan membebaskan siswa mengajukan penyelesaian masalah dengan caranya sendiri. Diharapkan dengan paradigma seperti ini maka siswa mampu menerapkan penalaran matematika dalam kehidupannya dan jika mengalami kelupaan pada saat mengerjakan soal maka nalarnya tetap jalan.


4 komentar:

  1. sebelumnya maaf jika saya salah mengartikan algoritma.
    bagi saya yang lebih sering berkutat sama bahasa pemrograman dibanding rumus matematika, algoritma itu mirip dengan flow chat (diagram alir) atau logika berfikir.

    dari penjabaran anda tentang ketidak setujuan sodara tentang algoritma (anda mengartikannya sebagai urutan langkah pengerjaan dan saya setuju) saya mengambil kesan bahwa anda mengartikan algoritma sebagai prosedur urutan langkah pengerjaan yang standar dan baku.

    saya mengambil kesimpulan sementara bahwa ketidak setujuan anda sebenarnya lebih kepada "pembakuan urutan langkah atau metode pengerjaan" saya sepakat dengan ketidak setujuan ini. namun apakah ini algoritma.

    dalam komputasi, desain dan analisis algoritma adalah satu cabang sendiri. jadi algoritma dalam komputasi komputer tidaklah baku. ada bebrapa jenis algoritma.

    contoh nyata. saya membuat program komputer. algoritma saya berbeda dengan orang lain. tapi program yang dihasilkan sama-sama jalan. artinya kami menggunakan algoritma yang berbeda namun menghasilkan hal yang sama.

    saya setuju bahwa saya tidak boleh diatur harus menggunakan algoritma yang mana. jika algoritma saya bertele-tele maka program yang dihasilkan akan lebih lambat.

    intinya saya menangkap point anda bahwa "adalah berbahaya mematikan imaginasi siswa dalam menyelesaikan soal. siswa harus diberi keleluasaan dalam menentukan metode apa yang terbaik" dan saya SANGAT SETUJU. tapi memfonis bahwa ini adalah algoritma saya kurang setuju. harap beri pencerahan pada saya. saya menyadari mungkin kita memandang dari sudut keilmuan yang berbeda sehingga akan menghasilkan perspektif yang berbeda.

    saya sangat mendukung blog anda yang menurut saya sangat edukatif.

    maju terus !!!!

    BalasHapus
  2. saya setuju pendapat agus bahwa "pembakuan urutan langkah atau metode pengerjaan mematikan kreativitass siswa" tapi perlu diketahui, di sekolah pada kenyataannya kita difokuskan pada penilaian kompetensi dasar. misalkan saja pada polinomial,sebuah fungsi mau dibagi dengan horner atau biasa toh hasilnya sama saja.tapi knapa guru selalu menilai dari tahapan,bukan nalar.itu yang saya tidak mengerti.

    BalasHapus
  3. sya jga setuju dgn pendapat agus,, tpi begini setiap guru dlm memberikan pelajaran itu memiliki trik yg berbeda dengan tujuan yang sama yaitu memberikan pemahaman pada setiap siswa, begitu juga dengan siswa yang tingkat pemahamannya terhadap suatu materi sangat bervariasi. Klo di persoalkan bahwa ALGORITMA itu adalah suatu masalah bagi perkembangan pola pikir siswa, itu saya rasa agak keliru,,, kenapa ???? sekarang kita kembali pada pengertian ALGORITMA secara umum "Algoritma adalah alur pikiran seseorang dalam menyelesakan suatu masalah atau bisa juga di katakan Algoritma adl suatu tehnik dalam menyelesaikan suatu masalah dengan cara yang terstruktur".... kalau kita bisa memahami secara luas tentang algoritma, sudah barang tentu anggapan bahwa algoritma adl suatu pola pikir yg baku itu ternyata tidak terbukti...!!!!
    " bisa tidak anda bayangkan betapa kacaunya kehidupan seseoran bila hidupnya tidak teratur atau tidak terstruktur dengan baik,,,, contoh kecil dlam keseharian anda adalah ketika anda hendak bekerja,,, sbelum anda berangkat anda harus mandi dulu,,, tidak mungkin anda bersepatu dulu baru mandi......

    BalasHapus

TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR YANG TELAH ANDA BERIKAN.
Dan lebih berterima kasih lagi jika anda mau mengunjungi iklan yang ada di blog ini, guna kelangsungan hidup penulis