Google

18 Januari 2009

OPEN ENDED (soal alternatif untuk pelajaran matematika)

Saat ini, pentingnya matematika untuk pengembangan proses berpikir dan bernalar tidak diiringi dengan usaha untuk memberikan pemahaman yang baik kepada siswa tentang apa itu matematika. Banyak siswa yang menganggap bahwa matematika itu adalah kumpulan perhitungan angka-angka dan aturan-aturan yang harus dimengerti (Walle, 2006). Adanya anggapan matematika sebagai ilmu yang didominasi oleh perhitungan angka-angka dan aturan-aturan untuk memperoleh hasil yang benar, menyebabkan siswa menganggap bahwa matematika itu adalah mata pelajaran yang kaku (harus sesuai, tidak boleh menyimpang).

Al-Jupri (2007) mengemukakan bahwa pemahaman yang keliru tentang matematika itu kaku dan prosedural terjadi salah satunya disebabkan oleh soal-soal dalam matematika sekolah. Soal-soal itu kebanyakan bersifat tertutup (closed ended). Permasalahan atau soal yang sifatnya tertutup (closed ended) menurut Suherman, dkk (2003), adalah permasalahan yang telah diformulasikan dengan baik dan lengkap sehingga bersifat unik (hanya ada satu solusi). Sejalan dengan pendapat ini, Cooney, dkk (tt) mengemukakan bahwa soal bersifat tertutup karena jawaban yang diinginkan telah ditetapkan sebelumnya dan spesifik. Selain itu, Yee (tanpa tahun) juga mengemukakan bahwa soal tertutup adalah soal yang telah terstruktur dengan lengkap dan memiliki satu jawaban benar serta dikerjakan dengan suatu cara (aturan) yang sudah baku. Berdasarkan pernyataan-pernyataan ini, orientasi dari soal-soal closed ended problem adalah jawaban akhir yang tunggal dan dikerjakan dengan sebuah prosedur yang baku.

Orientasi pada jawaban akhir dan sebuah penyelesaian yang baku membuat siswa menghargai aturan-aturan atau rumus-rumus matematika, namun sebenarnya menjauhkan mereka dari matematika sebagai pengembangan proses berpikir. Soal ”tradisional” seperti ini membuat siswa menghargai belajar aturan tetapi memberi sedikit kesempatan kepada mereka untuk bagaimana berpikir dalam mengerjakan matematika. Akibatnya, Walle (2006) mengemukakan bahwa hanya sedikit anak yang berhasil belajar aturan-aturan dan memperoleh nilai yang baik, tetapi mereka bukanlah pemikir yang baik.

Untuk melibatkan proses berpikir, seharusnya semua soal-soal dalam pelajaran matematika tidak hanya bersifat tertutup melainkan juga bersifat terbuka. Permasalahan ini disebut juga open ended problem (question). Pada soal open ended, jawaban yang benar dapat lebih dari satu dan strategi atau metode penyelesaiannya pun lebih dari satu karena bergantung pada hasil pemikiran dan penalaran siswa. Inilah kelebihan soal open ended dibanding soal closed ended. Pada soal open ended, siswa diperbolehkan untuk mengungkapkan pemikirannya (Cooney, dkk; tt), tidak terlalu berorientasi pada jawaban akhir melainkan diorientasikan pada bagaimana memperoleh jawabannya (Suherman, dkk; 2003), dan melatih siswa untuk menggunakan penalaran dan kreativitas berpikir (Al-Jupri, 2007).


Hua ha ha ............ ha. Bahasanya formal banget. Maaf ya......... habisnya bingung mau mengubah ke bahasa yang lebih santai.......


Ingin tahu lebih banyak tentang apa itu soal open ended. Nih, daftar bacaan /blog yang aku jadikan referensi. Beberapa bacaan yang berasal dari internet aku sertakan dengan link nya.



Walle, John A. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah: Pengembangan Pengajaran. Jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Jupri, Al. 2007 Open Ended Problems dalam Matematika. http://mathematicse.wordpress.com/2007/12/25/open-ended-problems-dalam-matematika. Klik disini.........

Suherman, Erman; dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.

Cooney, Thomas J.; dkk. Tanpa tahun. The Nature of Open-Ended Questions. http://books.heinemann.com/math/nature.cfm. Klik disini.......



Ini bisa didownload (diunduh)


Capraro, Mary Margaret; dkk. Tanpa tahun. What are students thinking as they solve open-ended mathematics problems?. Mau download, klik disini.......

Yee, Foong Pui. Tanpa Tahun. Using Short Open-ended Mathematics Questions to Promote Thinking and Understanding. National Institute of Education, Singapore. Mau download, klik disini.......

Yeo, Joseph B.W. 2007. Mathematical Tasks: Clarification, Classification and Choice of Suitable Tasks for Different Types of Learning and Assessment. National Institute of Education, Nanyang Technological University. Mau download, klik disini ..................

9 komentar:

  1. gw pernah ujian gelombang. soalnya cuma satu. tapi a,b,c,d,e,f.g. soalnya berurutan.

    gw ngerjain dengan baik cuma ada satu kesalahan. gw salah nulis angka 3 jadi 5 di soal a. akhirnya walaupun prosesnya benar tapi jawabannya salah semua. dan nilai gw jeblok.

    emang gw setuju kalo pengoreksi tidak hanya melihat jawaban tapi juga proses dan logika jawaban.

    ttg soal open ended problem. kayanya permasalahannya adalah kualitas guru yang ga mampu membuat open ended problem.
    permasalahannya jawaban dengan beda prosedur akan membuat si penilai menjadi subjektif.
    misalkan jawabannya benar, tapi caranya aga sedikit nyeleneh dan bisa didebat. akhirnya diberi nilai 1. penilai yang lain yang mendapat situasi sama mungkin akan memberi nilai 0.5 dan penilai lain akan memberikan nilai 0.8 sehingga ga ada keseragaman penilaian.
    ide ini mudah dilontarkan namun pada kenyataannya sulit dilakukan. ada teman yang mencoba "memodifikasi" suatu soal SD. tiba-tiba di protes oleh temannya yang lain karena ada soal modifikasi itu ,ewajibkan diberikan asumsi baru yang harus ditambahkan. jadi membuat soal tersebut saat ini bukan hal yang mudah dilakukan para guru kita.
    tapi semoga saya salah

    BalasHapus
  2. PENCINTA MATEMATIKA15 Mei 2009 pukul 09.58

    Terima kasih atas komentar yang telah diberikan.

    Komentar yang anda berikan tentang penilaian memang benar. Ada kalanya metode jawaban soal open ended beragam. Untuk menghindari subyektifitas dan tidak kekonsistenan dalam penilaian maka diperlukan suatu rubrik. Rubrik open ended dapat berupa holistik maupun analitik. Namun jika kategori soal adalah short open ended question maka tidak perlu rubrik.

    Untuk asumsi yang perlu ditambahkan, mungkin soal itu jenis open ended dengan struktur tidak lengkap. Asumsi itu tidak perlu ditambahkan oleh guru. penambahan tersebut sebaiknya dilakukan oleh siswa sesuai dengan selera mereka. Memang apabila siswa kita terbiasa dengan soal-soal tertutup, maka menambahkan asumsi pada soal cukup sulit. Tapi ingat peribahasa, Bisa karena biasa. Biasakan siswa dengan open ended, maka lambat laun mereka akan terbiasa.

    Ingat,,, berpikir dan bernalar secara matematika itu lebih bermanfaat dibandingkan menghapal rumus matematika. Hal ini dikarenakan tidak semua masalah kehidupan bahkan masalah dalam matematika ada rumusnya.

    BalasHapus
  3. gimana cara mendapatkan buku strategi pembelajaran matematika kontemporer, suherman erman

    BalasHapus
  4. wadoh sumbernya pk bhs inggris yak..cape deeehhh :'(

    BalasHapus
  5. materi apa y pak yg cocok menggunakan soal open ended untuk siswa SMP...

    BalasHapus
  6. tlg berikan cnth soal matematika tipe open ended problem

    BalasHapus
  7. Terima Kasih infonya bermanfaat sekali. kebetulan saya lagi sedang ingin memperdlam open ended.

    BalasHapus
  8. Trims infonya, kebetulan sy sedang membuat bab 1 tentang open ended problem. Masih banyak yang saya harus pelajari karna belum sepenuhnya paham. Mudah-mudahan info ini menjadi berkah. Amin..

    BalasHapus
  9. kira-kira materi sma yg mana yah yg cocok untuk dibust soal open-ended? masih bingung..

    BalasHapus

TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR YANG TELAH ANDA BERIKAN.
Dan lebih berterima kasih lagi jika anda mau mengunjungi iklan yang ada di blog ini, guna kelangsungan hidup penulis